Turunnya Al-Qur'an Dengan 7 Huruf


Orang arab mempunyai aneka ragam Lahjah (dialek). setiap suku mempunyai irama tersendiri dalam mengucapkan kata-kata yang tidak dimiliki oleh kabilah-kabilah lain. Namun kaum Quraisy mempunyai faktor-faktor yang menyebabkan bahasa mereka lebih unggul diantara cabang-cabang bahasa arab lainnya yang antara lain karena tugas mereka menjaga Baitullah, menjamu para jemaah haji, memakmurkan masjidil haram dan menguasai perdagangan. Oleh sebab itu, semua suku bangsa Arab menjadikan bahasa Quraisy sebagai bahasa induk bagi bahasa-bahasa mereka karena adanya karakteristik tersebut.

Apabila orang Arab berbeda lahjah dalam pengungkapan sesuatu makna dengan beberapa perbedaan tertentu, maka qur'an yang diwahyukan Allah kepada RAsulnya Muhammad SAW menyempurnakan makna kemukjizatannya karena ia mencakup semua huruf dan dan wajah qiraah pilihan diantara lahjah-lahjah itu. dan ini merupakan salah satu sebab yang memudahkan mereka untuk membaca, menghafal dan memahaminya.

Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah bersabda: Jibril membacakan Qur'an untukku dengan satu huruf. kemudian berulang kali aku mendesak dan meminta agar huruf itu ditambah, dan ia pun menambahnya kepadaku sampai dengan Tujuh Huruf.

Riwayat lain dai Ubai bin Ka'ab mengakatan: "Ketika Nabi berada dekat parit bani Gafar, ia didatangi JIbril seraya mengatakan: "Allah memerintahkan mu agar membacakan Qur'an kepada umatmu dengan satu huruf." Ia menjawab: 'Aku memohon kepada Allah ampunan dan magfirahnya, karena umatku tidak dapat melaksanakan perintah itu.' Kemudian JIbril datang lagi untuk yang keduakali nya dan berkata:'Allah memerintahkanmu agar membacakan Quran kepada umatmu dengan dua huruf.' Nabi menjawab: 'Aku memohon kepada Allah ampunan dan Magfirahnya, umatku TIdak kuat melaksanakannya.' Jibril datang lagi untuk yang ketiga kalinya, lalu mengatakan: 'Allah memerintahkanmu agar membacakan Quran kepada umatmu dengan tiga huruf.' Nabi menjawab: 'Aku memohon kepada Allah ampunan dan Magfirahnya, umatku TIdak kuat melaksanakannya.' Kemudia Jibril datang lagi untuk yang ke empat kalinya seraya berkata: 'Allah memerintahkan kepadamu agar membacakan Quran kepada umatmu dengan Tujuh Huruf, dengan huruf mana saja mereka membaca, mereka tetap benar.

Meriwayatkan yang lafazhnya dari Bukhari bahwa; Umar bin Khattab berkata: "Aku mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat Al-Furqan di masa hidupya Rasulullah SAW, aku mendengar bacaannya, tiba-tiba ia membacanya dengan beberapa huruf yang belum pernah Rasulullah SAW membacakannya kepadaku sehingga aku hampir beranjak dari shalat, kemudian aku menunggunya sampai salam. Setelah ia salam aku menarik sorbannya dan bertanya: "Siapa yang membacakan surat ini kepadamu?". Ia menjawab: "Rasulullah SAW yang membacakannya kepadaku", aku menyela: "Dusta kau, Demi Allah sesungguhnya Rasulullah SAW telah membacakan surat yang telah kudengar dari yang kau baca ini". Setelah itu aku pergi membawa dia menghadap Rasulullah SAW lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah aku telah mendengar lelaki ini, ia membaca surat Al-Furqan dengan beberapa huruf yang belum pernah engkau bacakan kepadaku, sedangkan engkau sendiri telah membacakan surat Al-Furqan ini kepadaku". Rasulullah SAW menjawab: "Hai Umar! lepaskan dia. "Bacalah Hisyam!". Kemudian ia membacakan bacaan yang tadi aku dengar ketika ia membacanya. Rasululllah SAW bersabda: "Begitulah surat itu diturunkan" sambil menyambung sabdanya: "Bahwa Al-Qur'an ini diturunkan atas tujuh huruf maka bacalah yang paling mudah!".
Dalam satu riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW mendengarkan pula bacaan sahabat Umar r.a. kemudian beliau bersabda: "Begitulah bacaan itu diturunkan".

Hadis-hadis yang berkenaan dengan hal itu amat banyak jumlahnya dan sebagian besar telah diselidiki oleh ibnu jarir di dalam pengantar tafsirnya. As Suyuti menyebutkan bahwa hadis-hadis tersebut diriwayatkan dari duapuluh orang sahabat. Abu Ubaid al-Qasim bin salam menetapkan kemutawatiran hadis mengenai turunya al-Quran.

Perbedaan Pendapat Tentang Pengertian Tujuh Huruf
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah Tujuh Macam Bahasa dari Bahasa-Bahasa Arab mengenai satu makna dengan pengertian jika bahasa mereka berbeda-beda dalam mengungkapkan satu makna, maka Quran pun diturunkan dengan sejumlah Lafadz sesuai dengan ragam bahasa tersebut. dikatakan bahwa ke tujuh bahasa itu adalah Bahasa Quraisy, Huzail, Tamim, Azad, RAbi'ah Hawazin dan Sa'd bin Bakar.

Sebagian lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Tujuh Huruf adalah Tujuh Macam Bahasa dari Bahasa-Bahasa Arab dengan mana Qur'an diturunkan, dengan pengertian bahwa kata-kata dalam Qur'an secara keseluruhan tidak keluar dari ketujuh macam bahasa tadi yaitu Bahasa yang faling fasih diantara ke tujuh bahasa meskipun sebagian besarnya dalam bahasa Quraisy. Sedang sabagian yang lain dalam bahasa Huzail, Saqif, Hawazin, Kinanah, TAmim atau Yaman. Karena itu secara keseluruhan Qur'an mencakup Ke tujuh bahasa tersebut.

Sebagian Ulama Lagi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan tujuh Huru ialah tujuh wajah, yaitu : Amr (Perintah), Nahyu (Larangan), Wa'd (Janji), Wa'id (Ancaman), Jadal (Perdebatan), Qasas (Cerita) dan Matsal (Perumpamaan).

Segolongan yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Tujuh Huruf dalah tujuh macam hal yang didalamnya terjadi Ikhtilaf, yaitu: 1. Ikhtilaful Asma (Perbedaan Kata Benda) 2. Perbedaan Segi I'rab (harakat Akhir Kata) 3. Perbedaan dalam Tasrif  4. Perbedaan Taqdim 5. Perbedaan dalam segi Ibdal 6. Perbedaan karena ada penambahan dan pengurangan 7. perbedaan lahjah seperti Tafhim dan Tarqiq 

Segolongan ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf tersebut adalah Qira'at Tujuh