I'm christian. But i love your Qur'an "said other Youtuber"

Tags
It's most beautiful recitation of Qur'an, beyond Mozart and other.  Please hear. You Will be next moslem. Or just listen for a while. 


DANILO PUNZAL
When ever i hear this prayer i feel peaceful and calm....i am a Christian by faith but i believe allah is the only god and there is no other god besides him and jesus is my prophet and mohamed is the last prophet that jesus was been talking about....islam will always have a big part of my heart my soul and my life...


NORY ALFONFELD
I'm an Atheist, don't believe in religion, but I must say this is mesmerizing and truly beautiful 

BEREX TESFAI im christian, but the voice is so relaxing MARY SAM I was listening to this recitation when my baby first kicked during pregnancy.. and even now she sleeps calmly listening to this..may Allah bless the recite PEACE LOVE I'm not Muslim but I love the prayers even if I can't understand anything.. I love you all and it breaks my heart when people insult Muslims.. TaMaMa KEY my baby fall asleep too, makes him very calm Marz_ Productionz I'm not a Muslim,but I love ur religion,I am deciding to convert to Islam jean kazama as a christian i enjoy listening to koran.sometimes i feel i should become a moslem. Golu Malik I am Hindu And Liked it

JUST HEAR AND LISTEN IT



Mengapa Ka'bah Dijadikan Kiblat Orang Islam?

Tags
"Sungguh kami melihat mukamu menengadah kelangit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah masjidil haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi al-Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan" (Q.S Al- Baqarah : 144)



Jika bicara tentang Mekah, kita pasti teringat sebuah bangunan berbentuk kubus yang dijadikan arah kaum muslimin untuk menghadapkan wajahnya dalam melakukan shalat. Bangunan yang disebut Ka'bah ini merupakan tempat peribadatan yang paling terkenal dalam islam dan biasa disebut Baitullah.

Ka'bah dijadikan sebagai kiblat umat islam ketika melakukan sholat. Secara etimologi, kata kiblat berasal dari bahasa arab قبلة yaitu salah satu bentuk masdar (kata dasar) dari kata kerja قبل, يقبل yang berarti menghadap. 

Al-manawi dalam kitabnya at-tauqif al-muhimmat at-ta'rif menjelaskan bahwa "kiblat" adalah segala sesuatu yang ditempatkan di muka, atau sesuatu yang kita menghadap kepadanya. jadi secara harfiah kiblat mempunyai pengertian arah kemana orang menghadap. oleh karena itu ka'bah disebut sebagai kiblat karena ia menjadi arah yang kepadanya orang harus menghadap dalam mengerjakan shalat.

Ka'bah disebut juga dengan Baitullah, Baitul Haram, Baitul Atiq atau rumah tua yang dibangun kembali Oleh Nabi Ibrahim dan puteranya Ismail atas perintah Allah SWT. Dalam The Encyclopedia of Religion dijelaskan bahwa bangunan ka'bah merupakan bangunan yang dibuat dari batu granit, Ka'bah yang kemudian dibangun menjadi bangunan berbentuk kubus dengan tinggi kurang lebih 16 meter, panjang 13 meter dan lebar 11 meter. batu-batu yang dijadikan bahan bangunan Ka'bah saat itu diambil dari lima gunung: Yakni gunung Sinai, Judy, Hira, Olivet dan Lebanon.

Landasan Hukum Menghadap Kiblat
Diantara ayat Qur'an yang menjelaskan mengenai dasar hukum menghadap kiblat yaitu firman Allah:

"Sungguh kami melihat mukamu menengadah kelangit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah masjidil haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi al-Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan" (Q.S Al- Baqarah : 144)

kemudian di ayat yang lain:
"dan darimana saja kamu datang maka palingkanlah wajahmu ke arah masjidil haram, dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yanf dhalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepadaKU. dan agar kusempurnakan NikmatKu atas kami dan supaya kamu dapat petunjuk. (Q.S al-Baqarah : 150)

ditetapkannya Ka'bah sebagai arah kiblat dalam ritual ibadah dimaksudkan untuk pernyataan sebagai bentuk Keta'atan kepada perintah Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 142:

"Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: Apakah yang memalingkan mereka (umat islam) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?, katakanlah: kepunyaan Allah timur dan barat, dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya ke jalan yang lurus" 

Ayat ini menepis anggapan orang-orang yang kurang fikirannya sehingga tidak dapat memahami maksud pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah. dalam sejarahnya ketika Rasulullah SAW berada di Mekah ditengah tengah kaum Musyrikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di Madinah di tengah-tengah orang Yahudi dan Nasrani, beliau di perintahkan Allah SWT untuk menjadikan Ka'bah sebagai kiblat, terutam sekali untuk memberi pengertian bahwa ibadah dalam shalat arah Baitul Maqdis dan Ka'bah bukanlah menjadi tujuan, tetapi Allah SWT menjadikan Ka'bah sebagai kiblat persatuan umat Islam.

Disamping dasar hukum menghadap kiblat yang tertuang dalam al-Qur'an sebagai sumber hukum pertama, banyak hadits yang berkaitan dengan sikap, ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW  sebagai penjelas dan aplikasi perintah menghadap kiblat dalam al-Qur'an. diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sahabat Tsabit bin Anas beliau berkata: "sesungguhnya Rasulullah SAW pada suatu hari sedang sholat dengan menghadap Baitul Maqdis, kemudian turunlah ayat: "Sungguh kami melihat mukamu menengadah kelangit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah masjidil haram.". Kemudian ada seseorang dari Bani Salamah bepergian, menjumpai sekelompok sahabat sedang ruku pada shalat fajar. lalu ia menyeru "Sesungguhnya kiblat telah berubah". Lalu mereka berpaling seperti kelompok nabi, yakni ke arah kiblat (H.R. Muslim). Juga hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari sahabat Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda: "Menghadaplah ke kiblat, lalu takbirlah".

Pada umumnya para ulama bersepakat tentang ka'bah sebagai kiblat seluruh umat islam, akan tetapi terdapat perbedaan pendapat, terutama pada teritorial yang jauh dari Ka'bah. pendapat pertama mengatakan bahwa dimanapun umat Islam berada, baik dekat maupun jauh dari ka'bah, mereka wajib menghadap bentuk fisik ka'bah. Pendapat ini didukung oleh Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal. Sedangkan pendapat kedua merekomendasikan bahwa umat islam cukup menghadap ke arah Ka'bah saja. pendapat ini didukung oleh Imam Abu Hanifah dan Malik bin Anas. titik temu dari kedua pendapat ini ialah: bagi umat Islam yang teritorialnya mampu melihat fisik Ka'bah, maka cara menghadapnya adalah menghadap bentuk fisik Ka'bah. sedangkan bagi yang jauh dan tidak dapat melihat bentuk fisik ka'bah maka diperkenankan untuk persis menghadap ka'bah secara yaqiinan (yakin) tetapi paling tidak secara Dhzannan (dugaan kuat). hal ini diperkuat dengan dalil hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi: "Baitullah kiblat bagi penghuni masjidil haram, Masjidil HAram kiblat bagi penghuni tanah Haram, Tanah HAram kiblat bagi penduduk bumi di penjuru timur dan barat dari umatku". (H.R. Baihaqi). Demikian Wallahu a'lam.

Ilmu Dasar Tafsir al-Qur'an


SEBELUM ANDA INGIN MENAFSIRKAN AL QUR'AN, KUASAI DULU 15 BIDANG ILMU BERIKUT INI :
1. Ilmu Lughat (filologi), yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata al Quran. Mujahid rah.a. berkata, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka tidak layak baginya berkomentar tentang ayat-ayat al Quran tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan tentang lughat tidaklah cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jika mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Bisa jadi kata itu mempunyai arti dan maksud yang berbeda.
.
2. Ilmu Nahwu (tata bahasa), Sangat penting mengetahui ilmu Nahwu, karena sedikit saja I’rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti perkataan itu. Sedangkan pengetahuan tentang I’rab hanya didapat dalam ilmu Nahwu.
.
3. Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata), Mengetahui Ilmu sharaf sangat penting, karena perubahan sedikit bentuk suatu kata akan mengubah maknanya. Ibnu Faris berkata, “Jika seseorang tidak mempunyai ilmu sharaf, berarti ia telah kehilangan banyak hal.” Dalam Ujubatut Tafsir, Syaikh Zamakhsyari rah.a. menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan ayat al Quran yang berbunyi:
“(Ingatlah) pada suatu hari (yang pada hari itu) kami panggil setiap umat dengan pemimpinya. “(Qs. Al Isra [17]:71)
Karena ketidaktahuannya tentang ilmu sharaf, ia menerjemahkan ayat itu seperti ini:“pada hari ketika manusia dipanggil dengan ibu-ibu mereka.” Ia mengira bahwa kata ‘imaam’ (pemimpin) yang merupakan bentuk mufrad (tunggal) adalah bentuk jamak dari kata ‘um’ (ibu). Jika ia memahami ilmu sharaf, tidak mungkin akan mengartikan ‘imaam’ sebagai ibu-ibu.
.
4. Imu Isytiqaq (akar kata, Mengetahui ilmu isytiqaq sangatlah penting. Dengan ilmu ini dapat diketahui asal-usul kata. Ada beberapa kata yang berasal dari dua kata yang berbeda, sehingga berbeda makna. Seperti kata ‘masih’ berasal dari kata ‘masah’ yang artinya menyentuh atau menggerakkan tangan yang basah ke atas suatu benda, atau juga berasal dari kata ‘masahat’ yang berarti ukuran.
.
5. Ilmu Ma’ani, Ilmu ini sangat penting di ketahui, karena dengan ilmu ini susunan kalimat dapat di ketahui dengan melihat maknanya.
.
6. Ilmu Bayaan, Yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zhahir dan yang tersembunyi, juga mempelajari kiasan serta permisalan kata.
.
7. Ilmu Badi’, yakni ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu di atas juga di sebut sebagai cabang ilmu balaghah yang sangat penting dimiliki oleh para ahli tafsir. Al Quran adalah mukjizat yang agung, maka dengan ilmu-ilmu di atas, kemukjizatan al Quran dapat di ketahui.
.
8. Ilmu Qira’at, Ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan bacaan dapat mengubah makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna paling tepat di antara makna-makna suatu kata.
.
9. Ilmu Aqa’id, Ilmu yang sangat penting di pelajari ini mempelajari dasar-dasar keimanan, kadangkala ada satu ayat yang arti zhahirnya tidak mungkin diperuntukkan bagi Allah swt. Untuk memahaminya diperlukan takwil ayat itu, seperti ayat:
“Tangan Allah di atas tangan mereka.” (Qs. Al Faht 48]:10)
.
10. Ushu l Fiqih, Mempelajari ilmu ushul fiqih sangat penting, karena dengan ilmu ini kita dapat mengambil dalil
dan menggali hukum dari suatu ayat.
.
11. Ilmu Asbabun-Nuzul, Yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-sebab turunnya ayat al Quran. Dengan mengetahui sebab-sebab turunnya, maka maksud suatu ayat mudah di pahami. Karena kadangkala maksud suatu ayat itu bergantung pada asbabun nuzul-nya.
.
12. Ilmu Nasikh Mansukh, Dengan ilmu ini dapat dipelajari suatu hokum uang sudah di hapus dan hokum yang masih tetap berlaku.
.
13. Ilmu Fiqih, Ilmu ini sangat penting dipelajari. Dengan menguasai hokum-hukum yang rinci akan mudah mengetahui hukum global.
.
14. Ilmu Hadist, Ilmu untuk mengetahui hadist-hadist yang menafsirkan ayat-ayat al Quran.
.
15. Ilmu Wahbi, Ilmu khusus yang di berikan Allah kepada hamba-nya yang istimewa, sebagaimana sabda Nabi Saw..,,
“Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui."

Adab Membaca Qur'an


Dianjurkan bagi orang yang membaca Qur'an memperhatikan hal-hal seperti berikut:
  1. Membaca Qur'an sesudah berwudhu, karena ia termasuk zikir yang paling utama meskipun boleh membacanya bagi orang yang berhadas
  2. Membacanya di tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga keagungan membaca Qur'an
  3. Membacanya dengan Khusu', tenang dan penuh hormat
  4. Bersiwak (membersihkanmulut sebelum mulai membaca)
  5. Membaca Ta'awwudz ('A'udzu billahi minasy Syaitoonir rajiim) pada permulaannya.
  6. Membaca Basmalah pada permulaan tiap surat kecuali surat Bara'ah, sebab basmalah termasuk salah satu ayat Qur'an menurut pendapat yang kuat
  7. Membacanya dengan tartil, yaitu membaca dengan perlahan dan terang serta memberikan kepada setiap huruf akan haknya seperti membaca panjang dan idgam
  8. Memikirkan ayat-ayat yang dibacanya, yaitu dengan mengkonsentrasikan hati untuk memikirkan makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya
  9. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat Qur'an, yang berhubungan dengan janji dan ancaman.
  10. Membaguskan suara membaca Qur'an.
  11. Mengeraskan bacaan Qur'an. Karena dengan suara Jahar lebih utama.
Menurut Ulama, ada perbedaan pendapat tentang membaca qur'an dengan melihat langsung pada Mushaf dan membacanya dengan hafalan, manakah yang lebih utama? dalam hal ini ada 3 pendapat. yang pertama, membaca langsung dari mushaf adalah lebih utama, sebab melihat kepada mushaf pun merupakan ibadah. oleh karenanya membaca dengan melihat itu mencakup dua ibadah. yang kedua, membaca dengan hafalan adalah lebih utama, karena hal ini akan mendorong kepada perenungan dan pemikiran makna dengan baik. Ketiga, bergantung kepada situasi dan kondisi individu. apabila membaca dengan hafalan lebih menimbulkan perasaan khusyu', pemikiran, perenungan dan konsentrasi terhadap ayat-ayat yang dibacanya maka membacanya dengan hafalan lebih utama, Tapi bila keduanya sama, maka membaca dari mushaf lebih utama. Demikian Wallahu a' lam

About me

Tags
Bismillah, Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul Muhammad SAW yang telah memperkenal Qur'an kepada kita semua sebagai pedoman hidup yang merasuk kesegenap kehidupan kita, mulai dari bangun tidur hingga terlelap di malam hari, mulai dari kehidupan berumah tangga sampai kehidupan politik bernegara.

-Deen M Fawzy-

Blog ini dikelola karena kekhawatiran akan keadaan diri sendiri yang mulai terjauhkan dengan al-Qur'an karena kesibukan yang ada. menulis beberapa hal tentang al-Qur'an adalah salah satu bagaimana cara saya mengingat dan mempelajari al-Qur'an.

Audiens dari blog ini merupakan salah satu motivator terbaik agar saya dapat terus mengelola blog ini dengan baik. kedepan blog ini akan saya jadikan .com jika menurut pandangan saya sudah pantas di jadikan sebagai website dengan ekstensi.com

Selain dari itu, dalam perjalanan saya, kadang singgah di beberapa masjid yang berbeda, bisa saya dengarkan dan saya perhatikan, banyak sekali imam masjid yang kurang bagus bacaannya. hal ini membuat saya terdorong untuk terus memperbaiki konten blog ini dengan harapan agar menarik pembaca dan bersemangat untuk belajar membaca al-Qur'an.

Saya belajar Qur'an pertama kali kepada Ayah saya yang bernama Mubin Fauzi (Pendiri sekolah yayasan al-Mustaqim-Bogor) bin KH. Syafi'i (Pendiri Pondok Pesantren as-Syafi'iyah - Sukabumi) bin KH. Ahmad Sanusi (Pendiri pesantren Gunung Puyuh - Sukabumi). Khusus KH. Ahmad Sanusi, pada tahun 1910 berangkat ke Mekah untuk belajar Ilmu agama Islam  dan beliau berguru kepada Syeikh Saleh Bafadil, Syaikh Maliki, Syaikh Ali Thayib, Haji Muhammad Junaedi, Haji Abdullah Jawani, Haji Mukhtar, Syaikh Katib al Minangkabawi. dah akhirnya mudah mudahan sanad (riwayat belajar qur'an) sampai Rasulullah Muhammad SAW yang mengajarkan bacaan al-Qur'an kepada sahabatnya dan sampai kepada kita sekarang.

Salain itu, saya juga belajar al-Qur'an kepada Guru saya Ustdz. Abi Dzar sebagai Kyai di Pondok Pesantren Ummul Qura - Bogor. melalui pesantren itu pula saya berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan untuk Biaya Sekolah diluar pesantren.

Saya juga sempat mengenyam pendidikan Strata 1 di UIN Syarif hidayatullah di Fakultas Syari'ah. secara keilmuan, pengetahuan saya sangat jauuuh, jauhh sekali dari kata cukup. namun mengingat banyak sekali saya mendengar bacaan qur'an imam-imam masjid yang kurang benar, saya berniat mengamalkan ilmu pengetahuan saya walaupun hanya 1 ayat.

Wallahu'alam. Allah yang maha benar atas segala Kalam nya.






Belajar Membaca al-Qur'an


Kesibukan dan keterbatasan waktu serta pengetahuan orang tua dalam memahami bacaan Al-Qur’an membuat keluarga muslim Indonesia kurang banyak memberikan pembelajaran di rumah kepada anak-anaknya tentang pentingnya belajar membaca Al Qur’an secara tartil.

Kami bersedia meluangkan waktu untuk sama-sama mempelajari cara membaca al-Qur'an dengan baik. Hadirnya kami diharapkan menjadi solusi yang efektif dalam membantu proses belajar mengajar membaca dan memahami Al qur’an dengan baik dan benar dan juga secara tartil.


obyek kami adalah untuk segala umur, mulai dari anak kecil, remaja hingga orang tua. Tujuan kami adalah membantu semua muslim untuk bisa membaca al-Qur'an.

▪ 85% penduduk Indonesia memeluk agama Islam, Indonesia merupakan Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

▪ 64% umat Islam di Indonesia buta huruf Al Qur’an

▪ Hanya 20% dari imam masjid di Indonesia yang benar bacaan tajwid Al Qur’an- nya.

(Sumber : Institut Ilmu Al Qur’an)

Berdasarkan data tersebut, kami mempunyai rasa tanggung jawab untuk membantu memberantas buta huruf Al Qur’an melalui metode yang benar

Misi kami adalah mengajak seluruh umat muslim untuk mulai belajar dan memahami Al Qur’an dimulai dari lingkungan terdekatnya, seperti rumah tangga, karena rumah adalah tempat berkumpulnya keluarga, sehingga orang tua bisa memaksimalkan peran orang tua dalam memberikan pengajaran Al Qur’an di lingkungan tempat tinggal.

Apakah Anda... 
1. Masih terbata-bata membaca Al Qur’an 
2. Merasa malu karena faktor usia 

waktu yang kami sediakan adalah senin sampai dengan sabtu malam 

Oleh karenanya, besar harapan kami untuk dapat merealisasikan hal tersebut 
untuk anda dapat menghubungi nomor saya sendiri sebagai pengelola blog ini 085718530054

Qira'at Qur'an dan Para Ahlinya


Menurut istilah ilmiah, Qira'at adalah salah satu aliran pengucapan qur'an yang dipilih Oleh salah satu ima Qurra' sebagai suatu madzhab yang berbeda dengan madzhab lainnya. qira'at ini ditetapkan berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada Rasulullah. Periode qurra' (Imam Qira'at) yang mengajarkan bacaan al-Qur'an kepada orang-orang menurut cara mereka masing-masing adalah dengan berpedoman kepada masa sahabat. Diantara sahabat yang terkenal mengajarkan qira'at adalah Ubai, Ali, Zaid bin Tsabit, Ibn Mas'ud, Abu Musa al-Asy'ari. dari mereka itulah sebagian besar sahabt dan tabi'in di berbagai negeri belajar Qira'at. Mereka semua bersandar kepada Rasulullah.

Adz'-Dzahabi menyebutkan dalam Tabaqatul Qurra, bahwa sahabat yang terkenal sebagai guru dan ahli Qiraa'at ada tujuh orang, yaitu: Utsman, Ali, Ubai, Zaid bin Tsabit, Abu Darda' dan Abu Musa al-Asy'ari. Lebih lanjut ia menjelaskan, segolongan besar sahabat mempelajari qira'at dari ubai diantaranya: Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Abdullah bin Sa'ib. Ibn abbas belajar pula kepada Zaid. Kemudian kepada para sahabat itulah sejumlah besar tabi'in di setiap negeri mempelajari qira'at.

diantara para tabi'in tersebut ada yang tinggal di Madinah yaitu Ibnul Musayyab, 'Urwah, Salim, Umar bin Abdul Aziz, Sulaiman ibn Yasar, Ata' ibn Yasar, Muadz bin Harits, Abdurrahman bin Hurmuz, Ibn Syihab Az-Zuhri, Muslim bin Jundab dan Zaid bin Aslam.

Adapun yang tinggal di Mekah ialah, 'Ubaid bin Umar, Ata' bin Rabbah, Tawua, Mujahid, Ikrimah dan Ibn Abu Malikah.

Tabi'in yang tinggal di Kufah ialah A'qamah, Al-Aswad, Masruq, 'Ubaidah, 'Amr bin Syurahbil, al-Harits bin Qais, Amr bin Maimun, Abu Abdurrahman as-Sulami, Sa'id bin Jabir, an-Nakha'i dan asy-Sya'bi

Tabi'in yang tinggal di Basrah Ialah Abu Aliyah, Abu Raja', Nasr bin 'Asim, Yahya bin Ya'mar, al-Hasan, Ibn Siri dan Qatadah. sedang yang tinggal di Syam ialah Mughirah bin Abu Syihab al-Makhzumi - Murid Usman dan Khalifah bin Sa'd (Sahabat abu Darda')

Dari Generasi ini dan generasi sesudahnya terdapat tujuh orang terkenal sebagai imam yang dihubungkanlah kepada mereka qira'at hingga saat ini. Para ahli qira'at tersebut di Medinah ialah: Abu Ja'far YAzid Qa'qa, Nafi' bin Abdurrahman, Ahli Qira'at di Mekah ialah: Abdullah bin Kasir, Humaid bin Qais al-A'raj. Di Kufah: 'Asim bin Abun Najud, Sulaiman al-A'masy, Kemdudian Hamzah dan al-Kisa'i. di Basrah: Abdullah bin Abu Ishaq, Isa bin 'Amr, Abu 'Amr 'Ala', 'Asim al-Jahdari dan Ya'qub al-Hadrami. di Syam: Abdullah bin 'amir, Isma'il bin Abdullah bin Muhajir, Yahya bin Haris dan Syuraih bin Yazid al-Hadrami. diantara nama-nama tersebut diatas, yang paling terkenal diseluruh dunia adalah Abu 'Amr, Nafi', 'Asim, Hamzah, al-Kisa'i dan Ibn Kasir.